Kamis, 22 Desember 2011

Ukhuwah....

Karena berbeda antara kau dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali :
"Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara"
mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
menjadi kepompong dan menyendiri
berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
bertafakur bersama iman yang menerangi hati
hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia
Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
dengan persaudaraan suci; sebening prasangka; selembut nurani,
sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji..
disadur dari buku "Dalam Dekapan Ukhuwah"....

Cerpen terbaru nie..!!!

Dalam Hujan Ukhuwah

Sekali lagi hujan turun menjatuhkan berjuta tetes nikmat. Sudah kesekian kali hujan turun hari ini membuat semut-semut kecil enggan keluar dari sarangnya. Hujan yang membuat manusia enggan beranjak dari tempatnya, termasuk aku. Saat hujan seperti ini, bagiku indah sekali. Memandangi tiap butir air itu terjatuh memecah udara, melempar embun di kaca, kemudian dapat ku tulisi kaca itu dengan namaku. Aneh mungkin. Tapi biarlah. Hujan kali ini serasa istimewa, meski tak ada yang berbeda dari hujan itu sendiri. Kesannya yang berbeda. Kali ini kulewati lamunan hujanku tak seperti biasanya, duduk di pinggir jendela kamar sambil memeluk bantal. Hari ini kuhabiskan lamunan hujanku di ruang kelas, menunggu dosen yang tak kunjung datang. Tiba-tiba lamunanku terbuyarkan oleh getar handphone di tanganku, yang mengisyaratkan ada sms masuk. Kubaca.

“Assalamu’alaikum wr.wb,,mengharapkan kehadiran teman-teman dalam rapat rutin di selasar maskam pukul 16.00, harap konfirmasi”

“Apa-apaan ini, seenaknya aja nyuruh orang berangkat rapat!”, pikirku. Sehingga tanpa merasa perlu untuk membalasnya (seperti dalam sms itu), langsung kuhapus sms itu dari inbox-ku.

Detik pun berputar menelan waktu yang tak termanfaatkan. Akhirnya sore ini aku harus pulang dengan menantang turunnya hujan. Dengan sedikit berlari, aku menyeberangi jalan dari fakultas menuju parkiran. Lumayan untuk membuat bajuku basah. Baru separo jalan, ada yang memanggilku,

“ Dek Nira, dek Nira !!”

Reflek, aku menegok ke arah sumber suara yang memanggilku. Ku lihat dari kejauhan seseorang berlari kecil menuju ke arahku.

“ Kenapa tadi tidak berangkat dek?”

“ Ehm... tadi masih ada kuliah Mbak, jadi maaf belum bisa berangkat.”

“ Owh gitu, oke nggak papa Dek, tenang saja. Tapi acara besok bisa ikut kan?”

“InsyaAllah Mbak.”

“ Oke, ditunggu ya! ”, kata orang itu sambil menyalamiku erat, dan memberikan senyuman, yang entah kenapa menurutku begitu indah, begitu menentramkan. Setelah ceremonial perpisahan itu berakhir, aku masih terdiam di tempatku. Desir rasa yang aneh tiba-tiba menggelayuti hatiku. “ Padahal aku sudah tidak berangkat rapat, nggak konfirmasi lagi, koq nggak dimarahi ya?” pikirku dalam hati. “ Malah disalami, dikasih senyum lagi !”

Sepanjang perjalanan pulang, otakku dipenuhi pikiran tadi. Bagiku aneh sekali. Selama ini tidak ada yang bisa seikhlas itu menerima dirinya sudah dikecewakan orang lain tapi masih memberikan penghormatan persaudaraan.

Esok harinya, aku berangkat pagi-pagi sekali, karena semalam ada sms undangan rapat (lagi) untuk pagi ini. Teringat kejadian kemarin, aku tidak mau malu untuk kedua kalinya, jadi aku berusaha berangkat dan tidak terlambat. Sambil mencari tahu rekasi dari teman-teman yang lain tentang ketidak berangkatanku kemarin. Sesampainya di tempat rapat ternyata sudah banyak yang berangkat. Kusalami satu per satu, termasuk Mbak Iza, yang kemarin sore menyapaku. Langsung ku amati wajah teman-teman yang ada di forum rapat, tak kutemukan wajah tak nyaman dengan kehadiranku. Justru lebih terlihat mereka sangat senang dengan keberadaanku. Benar-benar aneh.

“ Ada apa Dek? “ tanya mbak Iza membuyarkan lamunanku.

“ Hehehe, nggak papa Mbak. Cuma merasa aneh? “

“ Aneh kenapa? “ tanya mbak Iza keheranan.

“ Ya aneh saja mbak. Harusnya mbak Iza itu marah atau gimana gitu sama saya, lha wong saya kemarin nggak berangkat rapat. Tapi malah mbak iza kasih senyum ke saya dan nggak marah ke saya .....”

“ Owh itu to dek, itulah ukhuwah dek. Ukhuwah yang memakanai hubungan satu orang dengan orang lain tidak sekedar pada ikatan perasaan, tapi lebih pada ikatan aqidah Dek. Ukhuwah itu persaudaraan dan tidak boleh ada yang mengguncang ikatan persaudaran itu kecuali perbedaan keimanan. Jadi ketika kita masih satu iman, selalulah memberikan senyum pada saudaramu, sebagai ungkapan persaudaraan dan cinta atas nama Islam”, jelas mbak Iza.

“Begitu ya Mbak”, kataku dengan wajah terpesona mendengar penjelasan mbak Iza. Selama perjalanan bahkan sampai di rumah hanya satu kata di otakku. Ukhuwah. Indah sekali ukhuwah itu. Andai semua orang mampu merasakannya, pasti tak kan ada perpecahan, peperangan. Semua satu dalam ukhuwah. Saat itu juga aku berjanji menjadi bagian dari ukhuwah indah ini, menjadi bagian dalam persaudaraan dunia dan akhirat.

Minggu, 18 Desember 2011

Amanah

Ketika Amanah itu menjadi sebuah kenyataan, maka tak ada jalan lain selain menapakinya dengan semangat dan kerja keras berbalut niatan Lillahi Ta'ala,,hingga meskipun hati ini serasa letih tapi tak akan langkah kaki ini terhenti.

Kamis, 15 Desember 2011

0_0 What do you think about "kulit durian" ???

The King of The Fruit, itulah julukan bagi buah durian yang merupakan salah satu jenis buah yang produksinya melimpah dan telah lama ditanam di wilayah Nusantara. Durian berasal dari daerah tropis dan merupakan buah musiman, sehingga harga durian biasanya melambung tinggi. Walaupun demikian, minat konsumen untuk mengkonsumsi durian sampai saat ini tetap tinggi karena memang aromanya yang khas menjadi favorit banyak orang.

Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong rendah yaitu hanya 20,52%. Hal ini berarti ada sekitar 79,08% yang merupakan bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian. Hal ini otomatis menimbulkan permasalahan tersendiri apabila penanganan limbah kurang diperhatikan. Limbah durian yang sebagian besar kulit menjadi biasanya menimbulkan masalah yang tidak sedikit, diantaranya menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu kenyamanan orang yang melintas, selain itu juga terjadi pencemaran lingkungan akibat sampah durian. Selain itu Dinas kebersihan mendapatkan tugas tambahan setiap harinya selama musim durian berlangsung untuk membersihkan sampah kulit durian dan membuang sampah tersebut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Hal ini bukanlah suatu permasalahan yang kecil, jika permasalahan sampah ini terus berkepanjangan maka ancaman terhadap lingkungan semakin besar. tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) akan semakin menggunung dan akan menimbulkan bau tidak sedap, juga serapan air tanah yang telah terkontaminasi oleh sampah.

Untuk mengatasi permasalahan sampah, ada banyak cara yang dapat dilakukan terhadap limbah kulit durian dengan cara memanfaatkannya sehingga menjadi solusi untuk mengembalikan kondisi lingkungan dan juga memeberikan nilai ekonomis bagi manusia. Pemanfaatan dari sampah kulit durian yang pernah ada yaitu sebagai bahan bakar pengganti kayu , untuk dijadikan briket, dan sebagai pupuk organik.

Hasil penelitian menunjukkan, kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintetis atau bahan perekat mineral (Hatta, 2007). Berdasarkan penelitian Devina Oktavianingrum, Visi Ayunita Kusumandari, dan Laily Immawati Ratnasari dari Lembaga Pengkajian Ilmiah (LPI) Bina Bangsa Jombang, Jawa Timur, ternyata larutan buah durian ampuh untuk mengusir nyamuk. Buah durian tidak hanya mengandung zat gizi, namun juga mengandung zat kimia yang bisa digunakan sebagai obat nyamuk elektrik dengan cara cukup sederhana (Malik, 2007).

Seperti diketahui, selama ini masyarakat yang tinggal di perkotaan hanya mengkonsumsi daging buah saja. Sebagian ada yang mengkonsumsi bijinya dengan membakar, merebus dan dimakan langsung, tetapi hanya beberapa penduduk saja yang mau mengkonsumsi atau mengolah kulit durian. Dengan adanya kandungan selusosa yang tinggi yang tersimpan pada kulit dusian tersebut, maka kulit durian dapat dijadikan alternatif olahan makanan berupa karupuk biji durian yang kaya serat. Mengingat saat ini begitu banyak kerupuk yang bermacam rasa dan warna namun rendah serat, kerupuk kulit durian dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah. Sebab, kulit durian itu sendiri dapat diperoleh dengan mudah apalagi pada saat musim durian. Pemanfaatan kulit durian sebagai campuran bahan kerupuk dapat menambah informasi tentang gizi pada masyarakat. Selain itu, dengan adanya pemanfaatan biji durian ini akan tercipta lingkungan yang bersih.

Dalam penelitian mahasiswa S1 FMIPA UNTAN Pontianak Jurusan Kimia, teloah mencoba mengolah kulit durian menjadi produk baru yang murah dan mudah yaitu pembuatah cendol. Untuk memperoleh manfaat lain dari kulit buah-buahan terutama pada durian, yang selama ini biasanya hanya dimanfaatkan sebagai kompos bahkan sampah, penulis ingin membuat alternatif olahan makanan dari kulit durian yaitu berupa kerupuk dari serat kulit durian. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF BERUPA KERUPUK KULIT DURIAN (Durio zibethinus).

Dan Waktu....

Waktu...dia menjadi amat tajam ketika tak digunakan sebaik-baiknya,, tapi ia akan menjadi berlian yang mampu menerangi kegelapan ketika mampu memanfaatkannya sebagai modal beramal kebaikan. Satu pelajaran pemanfaatan waktu jangan pernah menunda apapun yang ingin dikerjakan...jadikan setiap detik kita menjadi pemberat amalan kebaikan di akhirat nanti...
Semangat berfastabiqul khoirot....

Rabu, 14 Desember 2011

Sebuah hikmah

Seindah-indahnya rencana kita jauh lebih indah rencana Allah untuk kita....
Selalu itu yang aku katakan kini,,,setelah satu nikmat itu diminta kembali oleh Allah....ternyata Allah menggantikan nikmat itu dengan hal-hal yang jauh lebih besar dan berharga. HAL-HAL, ya bukan hanya satu tapi banyak......ilmu ikhlas, ilmu sabar, ilmu perjuangan, ilmu ketabahan, ilmu bakti, ilmu kerja keras, ilmu cinta, ilmu memaafkan dan anugrah lain yang jauh lebih indah dari sebelumnya.....LUAR BIASA !!!!
Maka nikmat tuhanMU manakah yang Engkau dustakan??
dan yakinlah kawan selalu ada rahasia indah yang Allah siapkan di balik jalan terjal ini...
so keep fighting...!!!

Rabu, 13 Juli 2011

Latihan ICT

latihan ICT

Artikel apa ya..??

Sejarah Pimnas

post : admin || Tanggal : 2011-03-13

Sejarah penyelenggaraan PIMNAS di Indonesia berawal dari Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) mahasiswa yang dilaksanakan pertama kali pada tahun 1980 di Universitas Indonesia. Dalam perkembangannya, kedua kegiatan tersebut pada tahun 1988 dikembangkan dengan menambahkan kegiatan penunjang berupa Pameran, Bazar, Studium Generale, Pentas Seni, dan Seminar, yang kemudian disebut dengan Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa (LKIM).
Penyelenggaraan LKIM sempat berlangsung selama dua tahun, dan kemudian dengan penyempurnaan dan penambahan kegiatan penunjang, penyelenggaraan pada tahun ke tiga nama kegiatan dirubah menjadi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), dan sekaligus merupakan Pimnas III. Secara berurutan penyelenggaraan LKIM dan Pimnas dari tahun 1988 sampai tahun 2006. Dilihat dari sifatnya, secara garis besar kegiatan Pimnas terdiri dari atas 2 (dua) kegiatan, yaitu :

  • kegiatan yang bersifat utama, dan
  • kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan utama (kegiatan penunjang)
kegiatan penunjang adalah kegiatan yang bersifat menunjang kegiatan utama. Oleh karena itu jenis-jenis kegiatannya diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara. Panitia penyelenggara dapat melaksanakan kegiatan penunjang yang relevan dalam rangka lebih menyemarakkan penyelenggaraan Pimnas. Kegiatan penunjang ini diserahkan pada pihak perguruan tinggi penyelenggara dengan mempertimbangkan manfaat dan keterlibatan mahasiswa yang akan menjadi pesertanya. Sejak pertama kali pelaksanaan LKIM sampai dengan Pimnas ke XVI di Surakarta pemenang ditetapkan secara perorangan untuk setiap bidang lomba atau kelompok presentasi, sehingga tidak ada juara umum, juara I maupun juara lainnya. Pada tahun 2004 yang bertepatan dengan pelaksanaan Pimnas ke XVII di Bandung, muncul gagasan untuk menetapkan juara umum, juara I dan juara lainnya berdasarkan peroleh penghargaan setara emas, perak dan perunggu.
Sedangkan bagi juara umum berhak atas piala bergilir Menteri Pendidikan Nasional "Adhikarta Kertawidya". Dan setiap penyelenggaraan Pimnas mempunyai logo Pimnas yang bersifat permanen dan hanya ditambah dengan nama kota tempat penyelenggaraan serta penyesuaian tahun pelaksanaan.