Kamis, 12 Januari 2012


LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH STRATEGI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PEMBUATAN ALAT PERAGA “PAPAN VEKTOR”

A. Pendahuluan

Berkembangnya sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan menuntut konsekuensi lebih dalam semua hal untuk melengkapi perkembangan tersebut, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Dalam hal ini yang menjadi sorotan adalah keberadaan alat peraga sebagai penunjang proses pembelajaran. Terkait pembelajaran matematika maka keberadaan alat peraga yang pada umumnya masih jarang, sebenarnya sangat dibutuhkan. Menanggapi tantangan tersebut, munculah sebuah gagasan untuk membuat alat peraga yang mampu menunjang proses pembelajaran matematika terutama pada materi vektor, meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian vektor.

B. Pembahasan

1. Nama alat peraga

Nama alat peraga ini adalah “Papan Vektor”

2. Kegunaan

Kegunaan dari alat peraga ini adalah memudahkan proses pembelajaran, meliputi membantu guru dalam menjelaskan maupun membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih mudah, utamanya dalam materi vektor. Kebanyakan siswa menganggap bahwa materi ini sulit untuk dipahami. Hal ini salah satunya karena vektor merupakan materi yang membutuhkan imajinasi ataupun membayangkan dalam pembelajarannya. Sedangkan seringkali siswa kurang mampu merepresentasikan pemahamannya melalui imajinasinya. Sehingga dibutuhkan sebuah perantara untuk mengantarkan materi ini kepada pemahaman siswa, yaitu melalui alat peraga, sebagai sarana untuk memvisualisasikan materi.

3. Alat dan Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini antara lain :

a. Triplek 2 lapis berbentuk persegi dengan ukuran sisi-sisinya 1,2 m dan 1,1 m.

b. Paku baja sebanyak 400-450 buah paku.

c. Per plastik sebanyak 6 buah (sebagai representasi vektor).

d. Cat berbagai warna.

e. Kertas angka yang dilaminating.

Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini antara lain :

a. Gergaji kayu.

b. Palu besi.

c. Penggaris ukuran 1 m.

d. Pensil tukang.

e. Kuas.

f. Gunting.

4. Prosedur Pembuatan

Adapun prosedur pembuatan alat peraga “papan vektor” ini adalah sebagai berikut :

a. Menyiapakan segala kebutuhan termasuk alat dan bahan.

b. Mengukur triplek sesuai kebutuhan sekaligus menggambarkan polanya sehingga memudahkan dalam proses pemotongan.

c. Memotong triplek sesuai ukuran dengan gergaji kayu.

d. Menyatukan triplek 2 ukuran dengan cara ditumpuk kemudian di paku.

e. Membuat desain papan vektor dengan pensil tukang dan penggaris kayu ukuran 1 m. Desain terdiri dari gambar persegi dengan panjang sisi 5 cm.

f. Memasang paku pada titik pertemuan atau sudut-sudut pada persegi sisi 5 cm tadi.

g. Mengecat bagian depan dari alat peraga agar lebih menarik.

h. Menyiapkan angka-angka yang dilaminating, sumbu-sumbu x dan y, serta per yang dipotong sesuai panjang yang diiinginkan yang dilengkapi dengan ujung dan pangkal vektor.

i. Alat peraga siap digunakan.

5. Kegunaan alat peraga

Adapun kegunaan dari alat peraga “papan vektor” ini adalah sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika terutama pada materi pengenalan diagram cartesius, transformasi geometri, dan operasi vektor. Selain itu alat peraga ini juga dapat membantu memaksimalkan pembelajaran ke arah meaningfull learning serta pola pembelajaran kooperatif.

6. Cara penggunaan alata peraga

· Untuk materi pengenalan diagram cartesius

a. Menempatkan angka-angka dalam sumbu X dan Y dengan ketentuan : angka berwarna merah sebagai sumbu positif dan angka yang berwarna hijau sebagai sumbu negatif.

b. Selanjutnya peserta didik diajak berpartisipasi dalam pengenalan diagram cartesius. Misalnya peserta didik diajk mencari sebuah titik yang koordinatnya sudah diberikan oleh guru.

· Untuk materi transformasi geometri

a. Pertama, membuat bangun datar dengan menggunakan per pada titik-titik sudut (titik koordinat) yang sudah ditentukan.

b. Selanjutnya dengan ketentuan jenis transformasi, bangun datar yang terbentuk dapat ditransformasikan dengan mengubah titik koordinatnya. Adapun jenis transformasi yang dapat dilakukan, antara lain dilatasi, translasi, rotasi, dan refleksi.

· Untuk materi operasi vektor.

a. Menentukan vektor dan arahnya yang akan dioperasikan.

b. Kemudian menentukan titik koordinat pangkal dan ujung vektor.

c. Selanjutnya menentukan jenis operasi vektornya.

d. Operasi dapat diilustrasikan sesuai titik koordinatnya.

7. Publikasi

Publikasi dari hasil karya alat peraga ini adalah melalui kegiatan pameran terbuka atau expo yang diadakan pada hari rabu, 4 Januari 2012 di lantai 1 fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan pengunjung 135 orang.

C. Penutup

Demikian laporan ini kami buat sebagai dokumentasi autentik dari praktikum mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika. Harapan kedepan semoga dengan adanya laporan ini menjadi petunjuk bagi pengembangan pembuatan alat-alat peraga yang lain.

Yogyakarta, 6 Januari 2012

a.n kelompok

Apria Safitri

Lampiran

Hasil dokumentasi.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

1. EXAMPLES NON EXAMPLES

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

Langkah-langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Kesimpulan

2. PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

3. NUMBERED HEADS TOGETHER

(KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN, 1992)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

4. COOPERATIVE SCRIPT

(DANSEREAU CS., 1985)

Skrip kooperatif :

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

7. Penutup

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :

  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai

Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.

  1. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
  2. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
  3. Kesimpulan

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  5. Memberi evaluasi
  6. Kesimpulan

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)

Langkah-langkah :

  1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi
  8. Penutup

PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)

Langkah-langkah :

  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

ARTIKULASI

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
  4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
  5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
  7. Kesimpulan/penutup

MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

MAKE - A MATCH

(MENCARI PASANGAN)(Lorna Curran, 1994)

Langkah-langkah :

  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup

THINK PAIR AND SHARE

(FRANK LYMAN, 1985)

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
  6. Guru memberi kesimpulan
  7. Penutup

DEBATE

Langkah-langkah :

  1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
  3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

ROLE PLAYING

Langkah-langkah :

  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
  6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
  7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi
  11. Penutup